Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Pengertian Masyarakat adalah
suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di suatu wilayah dan
membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi tertutup, dimana
interaksi yang terjadi di dalamnya adalah antara individu-individu yang ada di
kelompok tersebut.
Secara
etimologis kata “masyarakat” berasal
dari bahasa Arab, yaitu “musyarak”
yang artinya hubungan (interaksi). Sehingga definisi masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu tempat dan saling
berinteraksi dalam komunitas yang teratur.
- Syarat-syarat terbentuknya Masyarakat
1. Sejumlah
manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
2. Merupakan
satu kesatuan.
3. Merupakan
suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan
dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan
kelompoknya.
4. Menciptakan
lingkungan yang tentram dan damai.
5. Mematuhi
hak dan kewajiban sebagai masyarakat.
6. Melindungi
negara ditempat masyarakat tersebut bermukim.
Masyarakat
perkotaan
merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan
majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari
berbagai ras, etnis, dan agama. Mereka datang ke kota dengan berbagai
kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan)
untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota
diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan
yang beragam.
Ø Tipe-tipe Masyarakat
1. Masyarakat
Antiligasi dan Masyarakat Litigasi.
2. Masyarakat
Konsensus dan Masyarakat Konflik.
3. Masyarakat
yang didominasi oleh hukum dan Masyarakat yang didominasi oleh kultur.
4. Masyarakat
Sederhana dan Masyarakat Kompleks.
Ø Ciri-ciri Masyarakat Kota dan Masyarakat desa
1.
Masyarakat
Desa
a. Mempunyai pergaulan
hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b. Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
c. Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.
d. Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
e. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
f. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
g. Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan
sebagainya.
2.
Masyarakat
Kota
a. Kehidupan
keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b. Orang kota
pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang
lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
c. Pembagian
kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
e. Interaksi
yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor
pribadi.
f. Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
g. Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh.
Ø Perbedaan Kota dan Desa
1.
Kepadatan
Penduduk
Perbedaan desa dan kota yang paling
menonjol adalah kepadatan penduduk didalamnya. Walaupun tidak ada ukuran atau
jumlah yang pasti, namun secara umum dan jelas terlihat bahwa kota memiliki
kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibanding dengan kepadatan penduduk pada
desa.
Mengapa bisa demikian, karena
biasanya sebagian masyarakat desa akan berpindah ke kota untuk mengadu nasib
dengan pemikiran bahwa kesempatan kerja di kota lebih besar dari pada di desa.
Kepadatan penduduk antar desa dan
kota juga dapat berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan, dimana
bangunan di kota lebih cenderung ke arah vertikal, sedangkan di desa lebih
cenderung ke arah horizontal. Kondisi tersebut dapat dilihat dari
bangunan-bangunan tinggi di kota, dapat berupa perusahaan, rumah, dan lainnya
dibanding dengan di desa.
2.
Lingkungan
Hidup
Perbedaan yang mencolok kedua
adalah lingkungan hidup di desa dan di kota. Lingkungan hidup di desa biasanya
masih dekat dengan lingkungan alam asli atau alam bebas, sehingga wilayah
pedesaan lebih banyak didominasi oleh ruang terbuka hijau. Kondisi tersebutlah
yang juga mengarahkan masyarakat desa pada sistem ekonomi yang cenderung ke
sistem agraris atau pertanian.
Kondisi lingkungan hidup di desa
sangat berbeda dengan lingkungan hidup di kota yang lebih banyak di dominasi
oleh bangunan tinggi, lapisan beton, dan aspal. Hal tersebut berpengaruh pada
kebersihan udara dan suasana yang di hasilkan. Udara di desa akan cenderung
bersih dan segar serta memiliki suasana yang tenang, sedangkan udara di kota
lebih cenderung panas dan kotor karena polusi udara dari banyaknya kendaraan
berlalu lalang di jalan, selain itu juga suasana di kota bisa terbilang bising
jauh dari ketenangan.
3.
Sistem
Perekonomian
Perbedaan sistem perekonomian di
desa dan di kota menyangkut aspek mata pencaharian masyarakatnya. Selain
lingkungan hidup di desa yang mendorong masyarakatnya ke sistem agraris, namun
tingkat kepadatan penduduk dan ketersediaan
nya lahan juga mendorong sektor perekonomian primer lebih berkembang di desa.
Sektor perekonomian primer yang
berkembang di desa seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, hingga
peternakan. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk dan kurangnya ketersediaan
lahan di kota mendorong sektor perekonomian sekunder seperti industri, dan
sektor perekonomian tersier seperti jasa lebih berkembang di kota.
4.
Stratifikasi
Sosial
Adanya perbedaan sistem
perekonomian di desa dan di kota juga mendorong adanya perbedaan stratifikasi
sosial diantara keduanya. Sektor ekonomi sekunder dan tersier yang lebih
berkembang di kota pasti memerlukan banyak keahlian khusus dan spesifik dibandingkan
kebutuhan pada sektor perekonomian primer di desa. Oleh sebab itu, jenis
lapangan pekerjaan di kota juga relatif lebih banyak atau bersifat heterogen
dibandingkan di desa.
Kondisi tersebut juga berpengaruh
pada perbedaan penghasilan yang didapatkan oleh masyarakat desa dan masyarakat
kota, dimana diversitas pekerjaan yang menyebabkan terjadinya variasi
penghasilan yang tinggi terutama di kota. Kondisi tersebut mengakibatkan
perbedaan yang mencolok antar yang kaya dengan yang miskin di kota dibanding di
desa yang masyarakatnya cenderung terlihat sama, sebagai salah satu contoh
ketimpangan sosial di masyarakat kota.
5.
Corak
Kehidupan
Perbedaan desa dan kota yang kelima
adalah mengenai corak kehidupan masyarakatnya. Dimana corak kehidupan di desa
lebih relatif homogen, atau hanya memiliki satu macam latar belakang yang sama.
Kehidupan di desa juga cenderung sama saja dari waktu ke waktu, hal ini dapat
disebabkan karena adanya nilai dan norma di desa yang masih terus dijadikan
sebagai pedoman dan sulitnya perkembangan terjadi di desa.
Berbeda dengan desa, corak
kehidupan di kota lebih bersifat heterogen, atau bermacam-macam. Penduduk atau
masyarakat kota biasanya berasal dari latar belakang yang berbeda beda, seperti
perbedaan etnik atau suku, agama, dan lain sebagainya. Sehingga nilai dan norma
yang ada di kota mudah memudar karena mudahnya aspek-aspek perubahan sosial
masuk serta mudahnya perkembangan sosial terjadi di kota.
6.
Pola
Interaksi
Pola interaksi yang terjadi di desa
dan di kota juga cenderung berbeda, dimana biasanya di masyarakat kota tidak
memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat sekitarnya atau bahkan dengan
tetangganya sendiri. Hal ini yang mendorong masyarakat kota pada umumnya tidak
terbiasa untuk bergantung pada orang lain. Oleh sebab itu, masyarakat kota
cenderung memiliki sifat individualis dan bersifat rasional, sehingga rasa
kekeluargaan dan keakraban masyarakat di kota kurang terasa dibanding di desa.
Karena berbeda dengan di kota,
masyarakat desa cenderung mudah membangun atau memiliki hubungan kekeluargaan
dengan masyarakat sekitar maupun dengan tetangganya. Dimana masyarakat desa
biasanya lebih menekankan pada unsur saling bergantung satu sama lain dan unsur
kebersamaan. Kondisi tersebut juga merupakan salah satu contoh paguyuban dan
patembayan dalam masyarakat desa dan kota.
7.
Solidaritas
Sosial
Perbedaan yang terakhir adalah pada
aspek solidaritas sosial yang dipengaruhi oleh pola interaksi yang berlangsung
di desa maupun di kota. Pola interaksi di desa yang lebih cenderung
mementingkan unsur kekeluargaan dan kebersamaan akan menghasilkan suatu upaya
untuk menciptakan suatu keserasian dan kesatuan sosial. Kondisi tersebut yang
membuat solidaritas sosial di desa menjadi tinggi, karena masyarakatnya biasa
bergantung satu sama lain.Hal
ini juga berpengaruh pada penyelesaian masalah di desa yang lebih ke arah
musyawarah atau kekeluargaan, dan konflik atau masalah sosial yang diusahakan
untuk dapat dihindari. Berbeda terbalik dengan desa, di kota penyelesaian
konflik cenderung mengarah pada sifat formal bukan dengan musyawarah bersama.
Kondisi tersebut juga disebabkan karena masyarakatnya yang bersifat
individualis dan lebih mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan
bersama. Sehingga faktor terjadinya masalah sosial lebih mudah muncul di kota
di banding di desa.
Ø Hubungan Kota dan Desa
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam
keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat
ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada
desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras,
sayur-mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar
bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam
proyek-proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau
jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman.
Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang
pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota
terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia. Sebaliknya, kota
menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan
oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama
pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan
transportasi.
Hubungan kota-desa cenderung
terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan
desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau
paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
1. Ekspansi kota ke desa, atau
boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil
kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan
kecepatan yang beraneka ragam.
2. Invasi kota, pembangunan kota baru seperti
misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi
perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan
perkotaan.
3. Penetrasi kota ke desa, masuknya
produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi.
4. Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang
bersifat kedesaan ke kota.
Ø Aspek Positif dan Negatif Masyarakat Kota
- Positif :
1. Perkotaan
dapat memberikan pekerjaan bagi tenaga kerja kasar dari desa yg bekerja di
proyek pembangunan gedung dikota.
2. Perkotaan
dapat memenuhi kebutuhan penduduk dengan fasilitas seperti wahana rekreasi,
mall, dan hiburan lainnya.
3. Tersedianya
pembangkit tenaga listrik buat penerangn dan kebutuhan lainnya.
4. Fasilitas
pendidikan dan perguruan tinggi yang bagus-bagus dan sudah terakreditasi.
5. Tersedia
lapangan kerja.
6. Perkotaan
juga devisa buat negara.
- Negatif :
1. Terjadinya
transmigrasi besar-besaran oleh orang desa ke kota yang menyebabkan kepadatan
penduduk.
2. Sehingga
adanya pembangunan liar rumah-rumah dan pengangguran karena sedikitnya orang
desar yg diterima bekerja.
3. Tingkat kriminalitas
tinggi karena banyaknya pengangguran dan mereka terpaksa untuk melakukan
kejahatan untuk memenuhi kebutuhan.
4. Pembangunan
dipedesaan menjadi terlambat karena orang-orang desa pada kekota untuk mencari
pekerjaan.
Ø Aspek Positif dan Negatif Desa
- Positif :
1. Masih
terjaga nya etika dan moral masyarakat warga.
2.Kehidupan
yang lebih damai karna kecilnya tindakan kerimnal mereka hidup dengan
sederhana.
3.Lebih
menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.
4.Menjaga dan
mempertahankan aspek budaya dalam sistem berkomunikasi.
- Negatif :
1. Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
2. Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
3. Penduduk
desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
4. Didesa
tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
5.Kegagalan
panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
# Lima unsur lingkungan perkotaan
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Secara
umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5
unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang
kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya,
serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatansosial dalam keluarga.
2. Karya : Unsur ini merupakan syarat yang
utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat ; misalnya bagi kehidupan perindustrian, perdagangan,
pelabuhan, terminal,serta kegiatan kerja lainnya.
3. Marga : Unsur ini merupakan ruang
perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubugan antara
kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal).
4. Suka : Unsur ini merupakan bagian dari
ruang perkantoran untuk memnuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas
hiburan, rekreasi, petamanan, kebudayaan, dan kesenian.
5. Penyempurnaan : Unsur ini merupakan bagian yang
penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat
unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas
pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
# Pengertian Desa
Desa adalah pemukiman manusia dengan
populasi antara beberapa ratus hingga beberapa ribu jiwa dan berlokasi di
daerah pedesaan. Secara administratif Indonesia, desa adalah pembagian wilayah
administratif yang berada di bawah kecamatan dan dipimpin oleh Kepala Desa.
Sebuah desa secara administratif terdiri dari beberapa
kampung/dusun/banjar/jorong. Dalam bahasa Inggris, “desa” disebut village.
- Ciri-ciri Desa
1. Kehidupan
masyarakatnya sangat erat dengan alam.
2. Pertanian
sangat bergantung pada musim.
3. Desa
merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja.
4. Struktur
perekonomian bersifat agraris.
5. Hubungan
antarmasyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargaan yang erat (gemmeinschaft).
6. Perkembangan
sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum
informal.
7. Norma agama
dan hukum adat masih kuat.
- Ciri-ciri Masyarakat pedesaan
1. Anggota
komunitas kecil.
2. Hubungan
antar individu bersifat kekeluargaan.
3. Sistem
kepemimpinan informal.
4. Ketergantungan
terhadap alam tinggi.
5. Religius
magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan
penciptanya.
6. Rasa
solidaritas dan gotong royong tinggi.
7. Kontrol
sosial antara warga kuat.
8. Hubungan
antara pemimpin dengan warganya bersifat informal.
9. Pembagian
kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan.
10. Tingkat
mobilitas sosialnya rendah.
11. Penghidupan
utama adalah petani.
- Macam-macam pekerjaan gotong royong
Ada beberapa pekerjaan gotong- royong yaitu :
1. Kerja bakti
dalam memberdohkan lingkungan pedesaan.
2. Gotong-royong
memperbaiki jembatan atau jalan raya.
3. Gotong
royong dalam membuat rumah.
4. Gotong
royong apabila tetangga ada yang hajjatan.
- Sifat dan hakikat masyarakat pedesaan
Masyarakat
desa dinilai oleh orang kota sebagai masyarakat damai, masyarakat yang sebagian
tidak mementingkan masalah politik mereka hanya mementingkan gimana menikmati
hidup dengan kedamaian dengan ekonomi yang sederhana, untuk mereka itu cukup
dibanding dengan harus mengatur atau memegang sebuah jabatan.
Dan
masyarakat pedesaan ini memiliki sifat yang kerja keras untuk mendapatkan hasil
yang terbaik sesuai dengan kemampauan mereka, hidup dengan ekonomi yang serba
kecukupan bukan berarti mereka bodoh atau malas, buktinya memang ada seorang
pejabat yang mengerti akan mengelola padi untuk mendapatkan beras terbaik,
kecuali pejabat itu anak dari petani.
Masyarakat
pedesaan ini memiliki unsur yang tidak dimiliki masyarakat perkotaan yaitu
hidup dengan bergotong royong, justru masyarakat perkotaan ini sangat
bergantung dengan masyarakat pedesaan karena merekalah yang memproduksi beras,
apa jadinya biala didunia ini memiliki pemerintahan yang mayoritas
masyarakatnya adalah orang kaya.
Fungsi
masyarakat pedesaan ini yaitu merka menjadi lumbung bahan mentah dan tenaga
kerja. Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah.
Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah.
Pada
hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani
yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya
bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang
sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
- Macam-macam gejala masyarakat pedesaan
1.
Konflik (
Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai
dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh
masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan
dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan
kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi
peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang
terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagainya.
2.
Kontraversi
(pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan
oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam
hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya
meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan
masyarakat.
3.
Kompetisi
(Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat
pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia
biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat
ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan
prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila
persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga
kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada
manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
4.
Kegiatan
pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai
penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang
diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya
adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong
untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat
dari para ahli.
- Sistem budaya petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai
berikut:
1. Para petani
di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu
sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak
berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri
dengan bersembunnyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya
wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian
sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2. Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai
kedudukannya.
3. Mereka
berorientasi pada masa ini sekarang, kurang memperdulikan masa depan, mereka
kurang mampu untuk itu. bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau mengenang
kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa
kekayaan bagi mereka.
4. Mereka
menganggap alam tidak menakutkan bila ada ben!ana alam atau bencana lain itu
hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa
macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja menyesuaikan diri dengan
alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5. Dan untuk
menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa
dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.
- Unsur-unsur desa
Berdasarkan pengertiannya, desa meliputi 3 unsur yaitu :
1. Unsur
daerah atau wilayah yang meliputi lokasi atau letak, batas-batas wilayah, luas,
keadaan lahan, jenis tanah, serta pola pemanfaatannya.
2. Unsur penduduk
meliputi jumlah, tingkat kelahiran, tingkat kematian, pertumbuhan, kepadatan,
persebaran, dan mata pencaharian penduduk.
3. Unsur tata
kehidupan meliputi pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan, adat istiadat, dan
norma-norma yang berlaku di daerah tersebut.
- Fungsi Desa
Fungsi desa adalah sebagai berikut:
1. Desa
sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
2. Desa
merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
3. Desa
merupakan mitra bagi pembangunan kota.
4. Desa
sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik
Indonesia.
- Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan
Dalam masyarakat modern, sering
dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban
community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut sebenarnya tidak
mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam
masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh
dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada
hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masyarakat
desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri.
Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur
serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
“berlawanan” pula.
Ada beberapa ciri yang dapat
dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan
melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi
kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi
masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan. Ciri ciri tersebut antara lain
:
1. Jumlah dan
kepadatan penduduk.
2. Lingkungan
hidup.
3. Mata
pencaharian.
4. Corak
kehidupan sosial.
5. Stratifiksi
sosial.
6. Mobilitas
sosial.
7. Pola interaksi
sosial.
8. Solidaritas
sosial.
9. Kedudukan
dalam hierarki sistem administrasi nasional.
1 Komentar
Sangatt bermanfaatt, makasih bokk sep
BalasHapus